Usai Penjurian LKIG LIPI 2009 bersama Prof. Arif Rahman Hakin |
Setelahnya saya buat lagi, dan tahun 2009 saya masuk 5 besar LKIG LIPI, disinilah saya banyak belajar, bagaimana menyusun karya ilmiah yang benar, belajar dari para Juri disana yang salah satunya Prof. Arif Rahman Hakim.
Masih belum puas, setelahnya saya banyak belajar justru saat tulisan karya ilmiah saya masuk final dan harus berhadapan dengan para juri, walau beberapa tidak menjadi pemenang, saya sangat bersyukur bisa mengetahui kesalahan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang saya buat.
Dalam perjalanan saya mengenal penelitian tindakan kelas ini, saya pernah melakukan kesalahan menginteprestasikan arti PTK, Saya lupa tetapi mungkin sekitar tahun 2010 saya pernah berkomentar di kompasiana, di tulisan Wijayah Kusumah atau OmJay yang intinya bahwa PTK adalah penelitian egois, karena menurut saya sebuah karya ilmiah atau penelitian seharusnya dapat berguna bagi orang lain. PTK egois karena langkah dan tindakan dan hasil penelitian ini tidak dapat digunakan oleh Bapak/Ibu Guru yang lain, karena setiap anak unik, dan setiap kelas memiliki karakteristik yang berbeda. Pemahaman tersebut membuat saya malas untuk menulis PTK
(Saya ingat kisah ini, saya ingat kalau saya pernah memiliki persepsi salah ini saat OmJay mengomentari salah satu tulisan perjalanan saya belajar dan berbagi tentang PTK dengan para guru di Kab. Tebo Jambi beberapa waktu lalu. "Indahnya PTK" tulis beliau)
Pemahaman ini masih terus saya bawa hingga saya diminta oleh Wisnu Chandra editor Esensi Erlangga di akhir tahun 2011, untuk membuat buku tentang Penelitian Tindakan Kelas. Ternyata Allah menghendaki saya belajar lebih banyak lagi tentang sejarah dan seluk beluk Penelitian Tindakan Kelas ini.
Yang paling saya suka dalam PTK adalah bagian refleksi, saat melakukan refleksi mau tidak mau guru menunjuk dirinya sendiri untuk, membuka hatinya, membuka pikirannya, mengakui kekurangan dan kesalahan yang dilakukan atas pembelajarannya di kelas, setelahnya guru otomatis akan melakukan inovasi pembelajaran
Hasil PTK ternyata dapat menginspirasi guru untuk melakukan perbaikan di kelasnya, dalam PTK akan diceritakan kondisi awal siswa dan karakteristik kelas, bisa dilihat dari sisi akademisnya, gaya belajarnya, potensi siswa juga materi pelajaran yang akan diajarkan. Hal-hal tersebut bisa dijadikan dasar untuk guru menentukan model atau metode pembelajaran yang tepat. Nha ini, model dan metode pembelajaran dapat digunakan oleh guru lain dengan sedikit modifikasi yang wajib disesuaikan dengan karakter siswanya.
cerita lain |
Mengetahui berbagai model, metode, media dan pendekatan pembelajaran sangat penting, karena semakin banyak variasi kita dalam mendidik anak anak di kelas, akan semakin menyenangkan bagi anak anak untuk bersemangat belajar bersama guru di kelas. Ini salah satu solusi untuk menghadapi berbagai gaya belajar dan berbagai kompetensi anak didik kita.
Ternyata banyak hal yang menyenangkan dengan menyusun Penelitian Tindakan Kelas ini, selain inovasi pembelajaran di setiap siklus, guru juga harus banyak belajar mengenai berbagai cara assesment atau penilaian. Menurut buku yang disusun Puslitbang Diknas tahun 2008, ada beberapa penilaian kelas yang dapat dilakukan seperti, tes tertulis, penilaian kinerja, penilaian hasi kerja siswa, penilaian proyek, penilaian diri, penilaian sikap, penilaian portofolio dan masih banyak lagi assesment yang sudah terandal dan valid yang dapat dilakukan guru untuk melihat apakah pembelajarannya di kelas sudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau belum
Demikianlah, saya yang dulu sempat down dan tidak menyukai menulis PTK sekarang berbalik 180 derajat, betapa PTK sangat membantu guru dalam memperbaiki pembelajarannya di kelas... :)
Semangaattt!!...(^.^)/...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar